Minggu, 20 Juli 2014

Untittled

Kali ini gw pengen nulis cerpen yang sedikit "tidak biasa". Masih berusaha untuk membuat ending yang tidak bisa ditebak hahahaha. Happy reading guys :D

========

Dimas menutup bukunya. Entah mengapa pikirannya melayang pada pertemuan sore tadi, khususnya pada sesosok mahkluk ciptaan Tuhan yang baru saja ia kenal. Sosoknya yang manis, bersahaja, dan memiliki senyuman mempesona. Sungguh aneh rasanya jatuh hati pada orang yang baru saja ia kenal. Apa ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama  ?
Namanya Dian. Ia dikenalkan secara tidak sengaja oleh seorang teman. Awalnya obrolan mereka terasa canggung, masih basa basi disana sini. Namun tanpa disangka sangka, obrolan berubah menjadi topik yang menarik saat Dimas menyadari bahwa mereka memiliki hobi yang sama, papercraft. Awalnya perhatian Dimas teralihkan pada sesosok boneka kertas yang terletak di atas meja.
“Ini punya siapa ?”
“Punya aku. Kenapa gitu Dim ?”
“Kamu bikin sendiri ?”
“Hehehe iyaaa. Iseng iseng nyoba eh taunya ketagihan sampe sekarang”
“Aku juga maen beginian loh. Ngga nyangka yaa kita punya hobi yang sama”
Obrolan pun mengalir dengan lancar, bahkan diselingi dengan canda tawa diantara keduanya. Sebelum berpisah, mereka sepakat untuk menghadiri pameran papercraft yang akan digelar di Jakarta Convention Center pekan depan. Tentunya setelah saling bertukar Whatsaap dan pin BB.
Di tempat lain, di bawah langit yang sama, sesosok tubuh mungil tengah melamun di beranda rumah. Tanpa ia sadari, sebuah senyum kecil menghias wajahnya saat ia mengeja satu nama. DIMAS.

===========

Dian tengah memainkan keyboard handphonenya. Ia tampak gelisah. Sepuluh menit lagi, Dimas akan datang menjemput dan bersama sama mereka akan menyambangi pameran seperti yang telah dijanjikan.
“Ding dong. Spada ~” suara bass Dimas terdengar ke dalam rumah.
“Iya sebentar” Dian berlari lari kecil menyambut kedatangan Dimas.
“Hai Dimas, berangkat sekarang yuk”
“Yuk. Eh ngga pamit dulu nih sama mama kamu ?”
“Mama lagi ada arisan dan Papa nemenin Mama. Kebetulan aku anak tunggal dan ngga punya pembantu.  Jadi ngga ada siapa siapa di rumah, cuma aku sendiri aja. Gimana ? Laporan aku udah cukup jelas kan ? hehehe”
“yeeeeeee siapa juga yang nanya sedetail itu. Dasar kamu” iseng Dimas menjawil hidung Dian.
“iiiiihhhh Dimaaaasss”
Matahari sudah mulai tergelincir dari tempatnya dan senja sudah mulai menunjukkan bayangannya. Setelah puas berkeliling hampir 3 jam, mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan di hari ini. Selain capek dan letih, Dimas tidak ingin meninggalkan kesan buruk pada orangtua Dian. Toh hari esok dia akan bertemu kembali dengannya dan menuntaskan rasa kangen. Ah belum berpisah saja sudah terasa rindu.

=============

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Tak terasa sudah 4 bulan kedekatan mereka terjalin. Besok adalah ulang tahun Dian yang ke 27. Dimas ingin menghadiahkan sebuah kado istimewa untuk Dian. Tak perlu mahal, tak perlu mewah. Yang penting spesial, dari hati khusus untuk orang tersayang.
Lewat bantuan teman teman papercraft-nya, Dimas membuat figur anime favorit Dian, Luffy. Tak tanggung-tanggung, ia membuatnya seukuran orang dewasa. Di tangan Luffy, Dimas menyelipkan sebuah kartu ucapan ulangtahun sekaligus mengutarakan isi hatinya.



Happy birthday Wisnu Diantara.

Would you be mine ?

                Dimas Saputro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar