Kali ini gw pengen nulis cerpen yang sedikit "tidak biasa". Masih berusaha untuk membuat ending yang tidak bisa ditebak hahahaha. Happy reading guys :D
========
Dimas menutup
bukunya. Entah mengapa pikirannya melayang pada pertemuan sore tadi, khususnya
pada sesosok mahkluk ciptaan Tuhan yang baru saja ia kenal. Sosoknya yang
manis, bersahaja, dan memiliki senyuman mempesona. Sungguh aneh rasanya jatuh
hati pada orang yang baru saja ia kenal. Apa ini yang namanya jatuh cinta pada
pandangan pertama ?
Namanya Dian. Ia
dikenalkan secara tidak sengaja oleh seorang teman. Awalnya obrolan mereka
terasa canggung, masih basa basi disana sini. Namun tanpa disangka sangka,
obrolan berubah menjadi topik yang menarik saat Dimas menyadari bahwa mereka
memiliki hobi yang sama, papercraft.
Awalnya perhatian Dimas teralihkan pada sesosok boneka kertas yang terletak di
atas meja.
“Ini punya siapa
?”
“Punya aku.
Kenapa gitu Dim ?”
“Kamu bikin
sendiri ?”
“Hehehe iyaaa.
Iseng iseng nyoba eh taunya ketagihan sampe sekarang”
“Aku juga maen
beginian loh. Ngga nyangka yaa kita punya hobi yang sama”
Obrolan pun
mengalir dengan lancar, bahkan diselingi dengan canda tawa diantara keduanya. Sebelum
berpisah, mereka sepakat untuk menghadiri pameran papercraft yang akan digelar di Jakarta Convention Center pekan
depan. Tentunya setelah saling bertukar Whatsaap
dan pin BB.
Di tempat lain,
di bawah langit yang sama, sesosok tubuh mungil tengah melamun di beranda
rumah. Tanpa ia sadari, sebuah senyum kecil menghias wajahnya saat ia mengeja
satu nama. DIMAS.
===========
Dian tengah
memainkan keyboard handphonenya. Ia tampak gelisah. Sepuluh menit lagi, Dimas
akan datang menjemput dan bersama sama mereka akan menyambangi pameran seperti
yang telah dijanjikan.
“Ding dong.
Spada ~” suara bass Dimas terdengar ke dalam rumah.
“Iya sebentar”
Dian berlari lari kecil menyambut kedatangan Dimas.
“Hai Dimas,
berangkat sekarang yuk”
“Yuk. Eh ngga
pamit dulu nih sama mama kamu ?”
“Mama lagi ada
arisan dan Papa nemenin Mama. Kebetulan aku anak tunggal dan ngga punya
pembantu. Jadi ngga ada siapa siapa di
rumah, cuma aku sendiri aja. Gimana ? Laporan aku udah cukup jelas kan ?
hehehe”
“yeeeeeee siapa
juga yang nanya sedetail itu. Dasar kamu” iseng Dimas menjawil hidung Dian.
“iiiiihhhh
Dimaaaasss”
Matahari sudah
mulai tergelincir dari tempatnya dan senja sudah mulai menunjukkan bayangannya.
Setelah puas berkeliling hampir 3 jam, mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan
di hari ini. Selain capek dan letih, Dimas tidak ingin meninggalkan kesan buruk
pada orangtua Dian. Toh hari esok dia akan bertemu kembali dengannya dan
menuntaskan rasa kangen. Ah belum berpisah saja sudah terasa rindu.
=============
Hari berganti
minggu. Minggu berganti bulan. Tak terasa sudah 4 bulan kedekatan mereka
terjalin. Besok adalah ulang tahun Dian yang ke 27. Dimas ingin menghadiahkan
sebuah kado istimewa untuk Dian. Tak perlu mahal, tak perlu mewah. Yang penting
spesial, dari hati khusus untuk orang tersayang.
Lewat bantuan
teman teman papercraft-nya, Dimas
membuat figur anime favorit Dian, Luffy. Tak tanggung-tanggung, ia membuatnya
seukuran orang dewasa. Di tangan Luffy, Dimas menyelipkan sebuah kartu ucapan
ulangtahun sekaligus mengutarakan isi hatinya.
Happy birthday Wisnu
Diantara.
Would you be mine ?
Dimas Saputro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar